Guru PAI SLB Ikuti Simposium GPAI DIY 2025, Perkuat Integrasi Islam, Sains, dan Karakter Bangsa
Acara dibuka oleh Ketua DPW AGPAII DIY, Ahmad Saifudin, S.Ag., M.S.I., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh guru PAI DIY atas dedikasi mereka dalam mendidik generasi bangsa. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Dikpora DIY, Drs. Suhirman, M.Pd., atas dukungannya melalui program PPG yang sangat membantu guru PAI dalam peningkatan profesionalisme. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa DPW AGPAII DIY direncanakan menjadi tuan rumah Kongres AGPAII ke-5 tahun 2027. Seruannya, “GPAI DIY siap?” dijawab penuh semangat oleh seluruh peserta, “Siap!”
Kepala Dinas Dikpora DIY, Drs. Suhirman, M.Pd., dalam sambutan selanjutnya menyampaikan harapan agar guru-guru PAI di seluruh jenjang dapat menjadi pembina akhlak yang baik bagi siswa-siswinya, sehingga anak-anak DIY tumbuh menjadi insan berkarakter, cerdas, dan berakhlak mulia. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Kanwil Kemenag DIY, Dr. H. Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum., yang menegaskan komitmen Kementerian Agama untuk terus membina dan mendampingi GPAI agar semakin profesional serta mampu berkontribusi aktif dalam membangun pendidikan akhlak dan spiritual peserta didik.
Dalam sesi utama simposium, hadir tiga narasumber inspiratif. Prof. Dr. Sigit Purnama, M.Pd., Dekan FITK UIN Sunan Kalijaga, memaparkan bahwa Al-Qur’an dan Sunnah merupakan landasan utama umat Islam dalam mencari ilmu pengetahuan. Ia mengajak para guru PAI untuk menjalankan kurikulum yang sudah relevan secara konsisten agar integrasi sains dan agama benar-benar terwujud di sekolah umum. Arifin, S.Ag., M.Pd.I., MBA., GPAI SMAN 2 Wonosari, membawakan materi mengenai dinamika dan tantangan pembelajaran PAI di era disrupsi serta arah kebijakan kurikulum nasional. Ia menekankan pentingnya pendekatan deep learning dalam pembelajaran serta menyampaikan pentingnya peran guru dalam menyukseskan program prioritas Kemendikbudristek, seperti dalam Asta Cita ke-4. Dalam penutupnya, Arifin mengutip kalimat menyentuh, “Setiap murid yang datang adalah utusan malaikat untuk mengangkat derajat kita menuju surganya Allah.”
Budiono, S.Ag., M.Pd.I., Ketua MGMP PAI SMP DIY, mengangkat topik penting mengenai penguatan karakter siswa melalui tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat. Ia menekankan bahwa pembentukan karakter pelajar yang unggul secara spiritual dan sosial hanya akan berhasil jika ada sinergi kuat antara guru, orang tua, dan masyarakat. Saat menanggapi sesi sharing dari seorang guru SMK yang menyampaikan tantangan mendidik siswa yang kerap mengantuk karena bermain game hingga larut malam, Budiono mengakui bahwa hal tersebut adalah kenyataan yang sering dijumpai di lapangan. Ia menegaskan bahwa solusi dari permasalahan tersebut adalah teladan nyata dari para guru serta komunikasi yang baik dan berkelanjutan dengan orang tua dan lingkungan sekitar.
Ketua MGMP PAI SLB DIY, Siti Alpiyah, S.Ag., M.Pd., dalam sharing session pasca simposium menyampaikan pada rekan-rekan bahwa guru-guru PAI di SLB DIY senantiasa beradaptasi dengan perkembangan zaman demi mendidik anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka mampu mandiri, terutama di era sekarang ini. Ia menjelaskan bahwa pembelajaran PAI di SLB memiliki tantangan tersendiri karena harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan individu siswa. Namun demikian, para guru tetap semangat dan konsisten menjalankan tugas mulia mereka dengan pendekatan yang manusiawi, kreatif, dan berlandaskan nilai-nilai keislaman.
Simposium GPAI DIY Tahun 2025 ini selain menjadi ajang peningkatan wawasan juga menjadi ruang refleksi dan penyemangat baru bagi para pendidik PAI dalam menjalankan amanah besar mencetak generasi beriman, berilmu, dan berakhlak mulia di tengah dinamika zaman yang terus berubah. -awan