Guru PAI SLB DIY Mengikuti Pelatihan Al-Qur'an Isyarat bersanad Arab

Yogyakarta, 4 Juli 2025 Sebanyak 20 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dari Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mengikuti "Pelatihan Al-Qur'an Isyarat bersanad Arab". Kegiatan yang merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat ini diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Luar Biasa (PLB), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Pelatihan yang berlangsung di UNY Hotel dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB ini dibuka secara resmi dan disambut oleh Dr. Sukinah, M.Pd., selaku Ketua Departemen PLB FIP UNY. Dalam sambutan selanjutnya, Ketua Pelaksana Dr. Bayu Pamungkas, M.Pd., menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan respons atas kebutuhan metode pembelajaran Al-Qur'an yang efektif bagi siswa tunarungu.

Materi pertama adalah pengenalan isyarat 37 huruf hijaiyah oleh Dr. Bayu. Sesi berlanjut dengan pendampingan peragaan Surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek lainnya menggunakan isyarat bersanad Arab oleh para ustadz dari Pondok Pesantren Tunarungu Darul Ashom. Para peserta mengikuti sesi praktik terbimbing ini secara intensif.

Ustadz Abu Kahfi, selaku pemateri, memberikan motivasi kepada para peserta dengan mengingatkan bahwa para malaikat akan menaungi orang-orang yang menuntut ilmu. Ia menjelaskan bahwa metode Al-Qur'an Isyarat ini disusun oleh para mufti di Arab secara khusus untuk memudahkan anak-anak tunarungu belajar Al-Qur'an. Salah satu prinsip utama metode ini adalah tidak diberlakukannya hukum bunyi dan tajwid. Menurutnya, hal ini merupakan rukhsah atau keringanan mengingat keterbatasan disabilitas mereka. "Hukum bunyi dan tajwid hanya untuk yang mendengar. Agama itu mudah, maka mudahkanlah dan jangan dipersulit," pesannya, mengutip sebuah hadis Nabi.

Dr. Bayu Pamungkas menambahkan bahwa Al-Qur'an Isyarat bersanad Arab ini adalah formulasi yang mudah dipelajari oleh penyandang disabilitas tuli. Ia juga mengungkapkan tingginya antusiasme para guru untuk mengikuti kegiatan ini. "Ada beberapa calon peserta yang tidak bisa mendaftar karena kuota untuk angkatan pertama ini sudah penuh. Insya Allah akan kami adakan angkatan berikutnya," ujar Dr. Bayu.

Acara kemudian ditutup dengan penyampaian pesan dan kesan oleh perwakilan peserta. Salah satu perwakilan menyampaikan bahwa metode isyarat Qur'an bersanad dari Arab ini sangat mudah, bahkan dengan satu kali pelatihan para guru SLB sudah bisa melakukannya. "Untuk semakin terampil tinggal dibiasakan. Akan kami imbaskan kepada para guru lain nanti di KKG dan MGMP," ujarnya.

Setelah menyelesaikan seluruh materi, para peserta menjalani proses talaqqi (verifikasi bacaan) langsung dengan para pengajar. Peserta yang berhasil kemudian akan memperoleh ijazah sebagai tanda telah menguasai pengajaran Al-Qur'an Isyarat bersanad Arab ini. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan bekal keterampilan baru bagi para guru PAI SLB agar pembelajaran Al-Qur'an bagi siswa tunarungu menjadi lebih efektif dan mudah diakses. (yun)